Ribuan Warga Menolak Bitcoin, Pengadilan Akan Menyelidiki Keluhan Impelementasi Uang Kripto

Jakarta - Pengadilan Akuntan El Salvador akan menyelidiki keluhan tentang implementasi uang kripto, seperti pembelian Bitcoin dan pembangunan kios untuk ATM mata uang kripto. Ini menyusul penolakan ribuan warga negara itu terhadap Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah.

El Salvador pada bulan ini menjadi negara pertama di dunia yang mengadopsi Bitcoin sebagai alat pemabayaran sah. Negara yang dipimpin Nayib Bukele itu juga sudah meluncurkan dompet electronic, Chivo yang terhubung dengan mesin uang kripto yang baru dibangun dan memungkinkan penggunannya menarik uang fisik dari kepemilikan Bitcoin mereka.

Pengadilan akuntan telah menerima pengaduan pada 10 September 2021 dari organisasi hak asasi manusia dan transparansi regional Cristosal, tentang implementasi Bitcoin di El Salvador. Cristosal meminta audit atas proses otorisasi untuk pembelian Bitcoin dan meninjau pembangunan bilik yang digunakan untuk Mesin ATM yang terhubung dengan dompet electronic Chivo, sebuah perusahaan yang didirikan dengan sumber daya publik.

Keluhan Cristosal ditujukan kepada enam anggota Dewan Direksi Bitcoin Count on, yang terdiri dari anggota kementerian Keuangan dan Ekonomi, serta sekretariat Perdagangan dan Investasi.

"Setelah pengaduan diterima, akan dilanjutkan untuk melakukan laporan analisis hukum dan pada waktu yang tepat, meneruskan laporan tersebut ke Koordinasi Audit Umum,"kata Pengadilan Akuntan dalam dokumen resmi, dikutip dari Reuters, Jumat (17/9/2021).

Seorang pejabat Cristosal membenarkan pengaduan tersebut telah diterima. Selain memberikan sanksi, Pengadilan Akuntan juga diberi wewenang menyampaikan pemberitahuan kepada Kantor Kejaksaan Agung untuk memulai proses pidana jika ditemukan ketidakberesan dalam penyelidikan.

Sebelumnya, dikutip dari Yahoo Money, ribuan pengunjuk rasa di San Salvador memprotes keputusan kontroversial Bukele yang menjadikan Bitcoin sebagai mata uang resmi di El Salvador. Pemerintah meluncurkan Chivo pada 7 September, tetapi sering mengalami gangguan. Mesin-mesin itu tidak bisa dioperasikan setelah sepekan dipasang karena kerusakan pada sistem Chivo yang kelebihan beban.

karena sejumlah orang ingin mengambil keuntungan dari perk yang dimasukkan ke dalam masing-masing mesin. Selama demonstrasi Rabu (15/9/2021), beberapa pengunjuk rasa membakar satu mesin ATM Chivo yang disiapkan untuk transaksi Bitcoin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jokowi Menjadikan PT. Danareksa Sebagai Holding BUMN

Pentingnya Peran UMKM Dalam Perekonomian Menjadi Latar Peluncuran Buku Berjudul " Pembiayaan UMKM"

Strategi OJK Mendukung Edukasi Keuangan Digital Indonesia